Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Dalam melakukan pengelolaan fasilitas kesehatan seperti klinik, rumah sakit, dan yang lainnya kita tidak boleh melupakan manajemen keselamatan pasien. Ya, manajemen rs dan fasilitas kesehatan lainnya sangat menentukan keselamatan nyawa pasien. Untuk itu, pada kesempatan kali ini akan kita bahas tuntas mengenai hal tersebut.
Pertama, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu manajemen keselamatan pasien sendiri. Secara bahasa, manajemen artinya penggunaan sumber daya untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu. Sedangkan keselamatan pasien adalah berbagai hal yang berhubungan pada nyawa pasien berada di fasilitas kesehatan.
Manajemen keselamatan ini juga sangat berpengaruh pada manajemen mutu rumah sakit sehingga dapat meningkatkan citranya. Sebagai seorang pemilik fasilitas kesehatan memang selayaknya memikirkan hal ini dengan baik dan teliti.Â
Lalu, bagaimanakah standar keselamatan pasien dalam manajemen pasien safety itu? Berdasarkan Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 ada 7 standar keselamatan pasien, yaitu sebagai berikut:
Standar keselamatan yang pertama adalah mengenai hak pasien. Seorang pasien dan juga keluarganya memiliki hak untuk mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan serta hasilnya.Â
Pasien dan juga keluarga juga berhak tahu apa risiko yang terjadi mengenai tindakan itu sendiri. Mekanismenya, dokter atau tenaga medis yang ditunjuk menjelaskan bagaimana tindakan medis kepada pasien atau keluarga pasien.Â
Standar yang kedua adalah mendidik pasien dan juga keluarganya. Pihak fasilitas kesehatan memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan juga keluarganya.Â
Pihak fasilitas kesehatan harus menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien dan keluarga. Penjelasan ini tentu mengenai asuhan kesehatan yang diberikan.Â
Standar yang ketiga adalah fasilitas kesehatan harus menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan kesehatannya. Fasilitas kesehatan harus melakukan koordinasi antar tenaga kesehatan sehingga tercipta pelayanan yang maksimal.Â
Idealnya, koordinasi pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara menyeluruh. Koordinasi dilakukan sejak pasien masuk, tindakan pemeriksaan, pemberian diagnosis, adanya perencanaan pelayanan, tindakan terapi, rujukan jika diperlukan, dan saat pasien keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.Â
Standar berikutnya adalah penggunaan metode dengan meningkatkan kinerja dalam melakukan evaluasi dan peningkatan manajemen keselamatan itu sendiri. Idealnya, fasilitas kesehatan harus membuat proses baru dan juga memperbaiki proses yang ada saat itu.Â
Tak hanya itu saja, fasilitas kesehatan juga harus mampu melakukan monitor dan melakukan evaluasi kinerja. Yaitu dengan cara mengumpulkan data, menganalisis suatu insiden, dan melakukan perubahan. Sehingga fasilitas kesehatan dapat meningkatkan kinerja dan yang paling utama adalah menciptakan keselamatan pasien.
Standar selanjutnya adalah adanya peran kepemimpinan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Seharusnya, pimpinan harus mengawasi implementasi program keselamatan pasien yang berjalan.Â
Pemimpin harus secara proaktif melakukan identifikasi risiko sehingga dapat mengurangi terjadinya suatu insiden yang tidak diinginkan bersama. Pimpinan juga seharusnya dapat mengukur dan mengkaji seluruh kebijakan dalam manajemen keselamatan pasien itu sendiri.Â
Kemudian, yang keenam adalah melakukan pendidikan staf mengenai keselamatan pasien. Seharusnya fasilitas kesehatan terutama rumah sakit memiliki pelatihan khusus terhadap para pegawainya. Pihak rumah sakit juga harus memastikan bahwa tenaga kesehatan telah memiliki sertifikat dan dokumen terbaru, misalnya sip dokter umum.
Rumah sakit harus melakukan sosialisasi mengenai ilmu terbaru sehingga teori yang digunakan sudah ter-update. Misalnya saja mengenai pedoman pelayanan rawat  yang terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.Â
Standar yang berikutnya adalah mengenai komunikasi yang merupakan kunci bagi pada staf untuk menciptakan keselamatan pasien. Misalnya saja pada manajemen pelayanan kebidanan dan rumah sakit di mana memerlukan komunikasi berbagai staf seperti bidan, dokter kandungan, laboratorium, dan lainnya untuk menciptakan keselamatan pasien.Â
Lalu apa saja sasaran dari keselamatan pasien itu? Penjelasannya sebagai berikut:
Identifikasi pasien harus dilakukan dengan benar. Identifikasi yang dimaksudkan adalah bertujuan untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lainnya. Identifikasi ini sangat penting dilakukan.Â
Proses identifikasi dilakukan di awal namun jika sudah salah maka akan menyebabkan kesalahan ke belakangnya. Kekeliruan pasien dapat berakibat fatal. Dari mulai diagnosis, terapi, dan juga tindakan bisa salah jika identifikasinya salah.Â
Komunikasi juga harus dilakukan secara efektif di rumah sakit. Komunikasi sendiri bisa dalam bentuk tulisan maupun lisan. Secara umum, fasilitas kesehatan selalu mengutamakan dokumentasi dengan menggunakan tulisan.Â
Namun, tulisan tersebut umumnya dijelaskan lagi secara lisan. Sebab, tidak semua orang bisa memahami apa yang diperintahkan melalui tulisan tersebut. Hal ini bisa menjadikan kesalahpahaman karena aksen yang digunakan bisa jadi berbeda.Â
Sasaran yang berikutnya adalah untuk meningkatkan keamanan obat-obatan atau terapi yang harus diwaspadai. Ada beberapa obat yang termasuk dalam golongan High alert medications dan tidak disarankan penggunaannya untuk tingkat penyakit tertentu.Â
Pihak rumah sakit harus memastikan tidak ada penggunaan obat ini secara sembarangan. Sebab, jika digunakan sembarangan akan menyebabkan komplikasi atau memperparah keadaan pasien. Tentunya hal ini bisa membahayakan dan merugikan pasien.Â
Sasaran yang berikutnya adalah memastikan lokasi pembedahan yang benar. Kesalahan terhadap tindakan pembedahan pastinya sangat membahayakan keselamatan pasien. Pembedahan juga harus memiliki prosedur yang benar agar tercipta keselamatan pada pasien.Â
Dalam melakukan pembedahan, petugas kesehatan harus memastikan dokumen dan memastikan identitas pasien benar. Petugas kesehatan juga harus memastikan pembiusan dan pembedahan yang tepat.Â
Sasaran yang selanjutnya adalah untuk mengurangi resiko akibat perawatan kesehatan. Infeksi nosokomial merupakan salah satu jenis infeksi yang didapatkan oleh pasien dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
 Infeksi sering terjadi karena perawatan kesehatan yang kurang tepat. Oleh karena itu, dengan rumah sakit harus melakukan manajemen pencegahan infeksi dengan baik agar pasien tetap aman.Â
Sasaran yang terakhir adalah untuk mengurangi resiko cedera pasien karena terjatuh. Rumah sakit harus memiliki manajemen yang ketat dalam melakukan pencegahan pasien jatuh salah satunya dengan warna gelang.Â
Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai manajemen keselamatan pasien. Dengan adanya manajemen pelayanan rumah sakit yang baik maka keselamatan pasien pun akan tercipta. Sebagai pemilik dan juga sebagai tenaga medis pun akan lebih aman.
Penggunaan SIM RS atau Klinik juga akan mendukung proses layanan pasien, yakni demi membantu proses pendaftaran, pencatatan tindakan, penyimpanan data rekam medis maupun pembayaran tagihan. Ingin tau lebih detail SIM Trustmedis, yuk Coba GRATIS daftarkan faskes anda di http://staging-wp.trustmedis.com/demo. Atau klik tombol dibawah iniÂ
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....