Aplikasi Fasilitas Kesehatan
Aplikasi Fasilitas Kesehatan
19 March 2020
Baskoro Aris Sansoko

Virus corona yang mewabah mengakibatkan banyak jalan harus ditempuh untuk memutus penularannya. Salah satu caranya adalah karantina virus corona. Karantina berbeda dengan isolasi dan berbeda pula dengan social distancing. Ia merupakan mekanisme khusus yang keputusannya harus melalui berbagai pertimbangan.

Menurut panduan dari WHO, karantina adalah pembatasan aktivitas atau pemisahan orang yang tidak sakit tapi mungkin terpapar penyakit. Berbeda dengan isolasi, karantina dilakukan untuk mengawasi gejala dan identifikasi kasus lebih awal. Regulasi untuk menerapkan karantina ada dalam International Health Regulations tahun 2005 yang telah diratifikasi 196 negara. Indonesia termasuk negara yang turut meratifikasi regulasi tersebut di tahun 2007.

Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam melakukan karantina virus corona? Simak ulasannya berikut ini.

Sosialisasi Karantina Virus Corona yang Jelas

Sebelum menerapkan karantina, sosialisasi yang jelas harus dilakukan. Masyarakat perlu memiliki panduan yang transparan, akurat, dan terbaru tentang prosedur karantina. Upaya-upaya membangun kesadaran juga perlu dengan langsung menyasar komunitas sekitar agar karantina dapat diterima dengan baik.

Penjelasan bahwa orang yang dikarantina akan memperoleh dukungan yang baik harus disebarkan. Dukungan tidak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga kondisi finansial, psikologis, dan kebutuhan mendasar lainnya seperti makanan dan minuman. Kejelasan informasi ini perlu untuk menggugah kemauan masyarakat bekerjasama.

Tidak semua orang perlu menjalani karantina. WHO sendiri mengatakan bahwa orang yang perlu dikarantina adalah orang yang pernah mengalami kontak langsung dengan penderita korona. Kontak langsung didefinisikan dalam 3 bentuk, yaitu:

  • memberikan perawatan tanpa menggunakan personal protective equipment (PPE) dengan tepat
  • berada dalam ruang tertutup yang sama dengan penderita virus corona (termasuk ruang kerja, kelas, rumah tangga, dan perkumpulan)
  • bepergian bersama dengan penderita virus corona dalam jarak dekat (kira-kira 1 meter)

Pihak yang dikarantina pun perlu diprioritaskan. Semakin rentan seorang yang mengalami kontak, semakin perlu diprioritaskan dalam keputusan karantina. Apabila seseorang tidak rentan, ia bisa menjalani opsi isolasi diri dibandingkan karantina.

Aspek Karantina Virus Corona yang Harus Diperhatikan

Secara umum, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam karantina. Aspek pertama adalah pengaturan kondisi karantina yang layak dan penyediaan kebutuhan selama masa karantina. Aspek kedua adalah upaya-upaya pengendalian dan pencegahan infeksi. Aspek ketiga adalah ketentuan minimal untuk pengawasan kesehatan orang yang dikarantina selama masa karantina.

Pada aspek pertama, hal yang perlu Anda perhatikan adalah kondisi ruang karantina. Ruang karantina harus memiliki ventilasi dan pertukaran udara yang baik. Apabila ruang tidak bisa disekat, tempat tidur antara pasien karantina harus terpisah dalam minimal 1 meter. Selain itu, tempat karantina harus mudah diakses oleh kebutuhan-kebutuhan fisik maupun psikologis untuk kesejahteraan pasien karantina.

Berikutnya, pada aspek kedua, perlu dipandu bagi pasien karantina untuk menjaga higienitas diri. Dipandu untuk banyak mencuci tangan, menghindari menyentuh wajah, dan panduan kebersihan pribadi di kala wabah lainnya. Kemudian desain dan lingkungan karantina juga perlu ditata sedemikian rupa agar efektif cegah infeksi dan kendalikan situasi.

Kemudian, dalam aspek ketiga, lokasi karantina perlu memiliki peralatan medis dan obat-obatan yang mumpuni untuk penuhi kebutuhan karantina. Pemenuhan hal ini penting agar kondisi pasien tetap dapat terlindungi dan aman.

promo simrs
Coba Gratis Sekarang

Artikel terbaru

Lihat semua artikel
9 May 2023
Regulatory Sandbox Definisi Serta Langkah Penerapannya

Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...

Read More
12 April 2023
Seminar Peningkatan Kompetensi Tenaga IT Dalam Implementasi RME

Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.

Read More
5 April 2023
Apa Itu Clinical Pathway?

Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....

Read More
TRUSTMEDIS
© Copyright 2024 Trustmedis Indonesia
apartmentfile-addgraduation-hatbookusersbubblechart-bars
Avatar

dari baru saja mengajukan demo gratis
✔ verified by staging-wp.trustmedis.com

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram