Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Penderita virus corona yang masih dalam perawatan maupun yang sudah sembuh juga tak jarang menerima stigma negatif dari masyarakat. Mereka merasa diasingkan, ditakuti, dan diekspos. Data diri disebar, informasi pribadi digali. Belum lagi masyarakat yang memandang “negatif” kepada mereka. Mari bersama-sama kita melawan stigma penderita corona ini!
Munculnya wabah pandemi di seluruh negeri tentu keadaan yang tidak pernah diinginkan siapapun. Semua berada dalam tekanan, kecemasan, dan ketakutan. Namun, stigma penderita corona bukanlah hal yang harus dimunculkan saat kondisi seperti ini. Stigma dan diskriminasi kepada pasien corona maupun yang masih suspect corona akan sangat membebani mental dan pikirannya. Bukannya fokus untuk pengobatan, penderita mungkin justru takut diasingkan dan diasumsikan dengan hal negatif.
Perlu diingat bahwa bisa saja orang yang berada di dekat Anda adalah suspect corona karena memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, kontak dengan orang asing, interaksi dengan pasien positif corona, dan juga aktivitas di bandara tempat banyak orang berkumpul. Namun, bukan berarti Anda harus menjauhi atau mengasingkan orang tersebut. Jangan diskriminasi sebab ini akan menyebabkan kelelahan mental.
Anda memang harus waspada dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri atau pernah kontak dengan penderita corona. Begitu juga dengan orang yang pernah dalam populasi persebaran corona. Namun, ingat bahwa tidak semua orang dalam populasi tersebut, atau dengan riwayat perjalanan luar negeri, pasti terinfeksi corona. Jika imunitas mereka baik, maka bisa jadi mereka adalah orang yang tidak akan tertular virus.
Stigma penderita corona akan sangat meresahkan dan melelahkan. Oleh sebab itu, jangan sampai Anda memberikan beban berat stigma sosial pada mereka yang punya riwayat perjalanan luar negeri, pernah interaksi dengan penderita, atau pernah dalam kota yang banyak kasus ditemukan. Berikut ini beberapa orang yang berisiko terkena stigma:
Sudah cukup Anda memberi stigma sosial kepada penderita virus corona. Jangan lagi perpanjang hal yang tidak seharusnya terjadi ini. Stigma sangat menyakiti semua orang. Mereka akan merasa dihindari, ditolak secara sosial, ditekan secara mental, bahkan yang parah adalah kekerasan fisik. Stigma akan memengaruhi kesehatan emosi dan mental orang yang distigmasi.
Maka dari itu, mari stop stigma pasien corona. Bantu mereka untuk sembuh dan menjalani semua ini. Mari bersama-sama menghadapi virus corona dengan saling membantu dan peduli satu sama lain dengan melawan stigma. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
Tidak ada yang menginginkan pandemi virus corona. Tidak ada juga yang ingin terinfeksi virus corona. Covid-19 adalah pandemi yang melanda kita semua. Untuk sembuh, kita butuh kepedulian satu sama lain. Saling bantu, saling menjaga diri, dan semoga badai ini segera berlalu. Stay healthy!
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....