Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
[vc_row][vc_column][vc_column_text]Teknologi cloud computing bukan istilah baru di sektor kesehatan. Pandemi COVID-19 yang terjadi dua tahun terakhir meningkatkan tren pencarian teknologi cloud di internet terlebih untuk sektor kesehatan. Dampaknya, adopsi teknologi sistem cloud meningkat juga. Mengutip dari azure.microsoft.com, sistem cloud merupakan suatu teknologi seperti server, database, software, sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence) melalui internet "cloud" untuk menawarkan inovasi yang lebih cepat, fleksibel, dan terjangkau.
Dampak pandemi COVID-19 di Indonesia masih berlangsung, namun tidak semua sektor terpengaruh. Sektor teknologi dan kesehatan tampaknya termasuk dalam kategori tersebut. Hal tersebut menjadikan pasar yang menjajikan bagi penyedia sistem cloud computing.
Di situasi pandemi ini social distancing terus dilaksanakan hingga waktu yang belum bisa diprediksi yang menyebabkan sektor kesehatan harus memikirkan kembali terkait interaksi dokter-pasien dan tren yang juga berkembang seperti telemedis. Bayangkan apabila operasional faskes Anda masih manual. Lalu, bagaimana solusinya?
Sistem cloud merupakan solusi otomasi pelayanan pasien untuk mempercepat pelayanan kesehatan yang diberikan.
Salah satu yang menjadi kekhawatiran ketika berbicara dengan cloud computing adalah jaminan keamanan meletakkan seluruh data pasien di server pihak ketiga. Tetapi jika implementasi penggunaan server pihak ketiga dilakukan dengan baik, sistem cloud dapat membantu meningkatkan keamanan data pasien bagi faskes.
Selain itu, karena seluruh data disimpan di cloud atau server, maka tidak perlu khawatir jika terjadi bencana alam atau kebakaran, faskes tidak akan kehilangan data pasien. Data pasien tetap bisa diakses kembali.
Data pasien yang berisi riwayat kesehatan, diagnosa, alergi, dan terapi menjadi media komunikasi antar tenaga kesehatan. Dengan penyimpanan data pasien di sistem cloud, seluruh tenaga kesehatan dapat mengakses dengan mudah. Setiap poli atau departmen di faskes dapat melakukan pengiriman data dengan cepat. Dokter, perawat, dan apoteker tidak harus meninggalkan ruangan untuk mencari data pasien, data pasien bisa langsung diakses di komputer atau device lain yang digunakan.
Pengadaan sistem cloud umumnya sistem berlangganan. Dengan sistem berlangganan, faskes dapat menghemat biaya pembelian sistem,dan peralatan yang mahal. Maintenance dan backup data menjadi tanggung jawab penyedia server cloud, sehingga faskes tidak perlu lagi mengalokasikan dana untuk itu.
Berkaitan dengan kemudahan dan kecepatan akses data pasien, tenaga kesehatan tidak perlu repot untuk mencari data pasien di gudang. Pasien bisa segera ditangani saat itu juga. Terapi yang diberika juga lebih akurat karena data yang tersimpan di dalam server cloud sudah pasti terbaca dengan jelas dan detail.
Keputusan dalam memilih pihak ketiga sebagai penyedia sistem cloud bukan sebuah keputusan yang mudah bagi faskes. Dengan berkerja sama dengan pihak penyedia sistem yang memiliki sertifikasi standar keamanan data, faskes tidak perlu khawatir lagi untuk menyimpan data pasien di server cloud.
HIS Trutsmedis merupakan sistem yang berbasis cloud. Oleh karena itu, faskes direkomenkasikan menggunakan HIS Trustmedis untuk:
Jika Anda ingin mengetahui bagaimana HIS Trustmedis membantu faskes Anda, silakan klik tombol di bawah ini untuk coba GRATIS aplikasi
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....