Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Mengutip dari “Blueprint For Digital Health Transformation Strategy Indonesia 2024”, permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia adalah:
Di era modern seperti saat ini, layanan kesehatan dan sistem layanan kesehatan di dunia tidak bisa dipisahkan dari teknologi karena mempunyai peran penting dalam mempermudah urusan seseorang.
Pada abad ke 19, saat itu praktik kedokteran masih berdasarkan ilmu pengetahuan alam yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman tertentu. Yang mana tidak banyak dimiliki oleh dokter-dokter pada saat itu.
Kemudian, pada abad ke 21, banyaknya jumlah pasien yang memiliki penyakit kronis dan biaya pengobatan modern meningkat.
World Health Organization (WHO) memperkirakan fasilitas kesehatan di dunia kekurangan tenaga kesehatan sebanyak 4.3 juta.
Tahun 2010, digitalisasi layanan kesehatan tidak bisa dihindari seiring berkembangnya pengetahuan medis dengan pesat dan dorongan yang datang dari pasien sementara stakeholders saat itu belum siap.
Pada bulan Juli tahun 2021, produk jam pintar perusahaan ternama di Amerika berhasil menyelamatkan hidup Diane Feenstra dari serangan jantung.
Ini menunjukkan seberapa dalamnya teknologi mempunyai peran dalam kesehatan.
Secara tidak tersirat, sebenarnya COVID-19 juga mengungkapkan bahwa beberapa fasilitas kesehatan belum siap beralih ke digital health.
Survey yang dilakukan Kemenkes, hingga Juli 2020 dari 2.650 faskes di Indonesia hanya 1.479 yang memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di front office hingga back office.
Faskes yang beralih ke digital health, dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, tingkat kepuasan pasien yang akan membaik, pasien tidak perlu mengantri dengan lama, dan hasil yang di dapat lebih cepat.
Presiden Jokowi meminta semua dokter di Indonesia untuk berkembang seiring perkembangan teknologi terkini untuk mengikuti transformasi kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
World Health Organization (WHO) telah menyediakan pedoman tentang apa saja yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan.
Universal health coverage yang tidak hanya sekadar akses kepada pelayanan, tapi seluruh pelayanan baik promotif, preventif, kuratif.
Baca juga: Memahami Sistem Evidence-Based Medicine
Hal serupa juga dikatakan oleh Presiden Jokowi yang tidak hanya menekankan bahwa transformasi kesehatan tidak dapat ditunda lagi, sama pentingnya dengan mempercepat pendidikan dokter. Untuk mewujudkan kualitas dokter Indonesia yang unggul, paham akan teknologi kedokteran modern, dan dapat bersaing dengan dokter-dokter yang ada di seluruh dunia.
Dalam rangka mempercepat dan mendukung rencana pemerintah, Trustmedis, sebagai aplikasi kesehatan terbaik di Indonesia, mendukung seluruh rumah sakit, klinik, dan semua fasilitas kesehatan di Indonesia untuk menggunakan sistem informasi yang sudah terintegrasi dengan BPJS.
Kami adalah platform kesehatan satu-satunya yang dapat menghubungkan sistem informasi fasilitas kesehatan dengan BPJS VClaim, PCare, dan Aplicare secara digital.
Sistem pelayanan dan keamanan dari HIS Trustmedis menggunakan standar Internasional dan ANSI (America National Standards Institute), seperti:
Seperti pencatatan rekam medis eletronik, booking online, pencatatan laporan keuangan secara elektronik, dan lain-lain. Yang mana dapat memudahkan dan menambah efisiensi Faskes Anda.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....