Aplikasi Fasilitas Kesehatan
Aplikasi Fasilitas Kesehatan
15 June 2020
Baskoro Aris Sansoko

Penggunaan telemedis di Indonesia saat ini semakin berkembang. Terlebih lagi seperti dilansir dari Kompas, para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan siap memberikan pelayanan terbaiknya lewat telemedis di masa pandem melalui telemedis. Dari sinilah kemudian banyak faskes berusaha mengefektifkan alokasi sumber daya faskes.

Sebenarnya, dapatkah membuat alokasi sumber daya faskes lebih efektif dengan telemedis semata? Apalagi untuk skala nasional yang cukup luas? Ada baiknya Anda mempertimbangkan pertimbangan-pertimbangannya berikut ini.

Kenali Dulu Target Marketnya

Sebagai langkah awal dalam memperluas pasar faskes, Anda perlu mengetahui target marketnya. Untuk mengenali target market faktor yang diperhatikan di sini adalah, apakah produk tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan pasar. Lalu, daya beli dari target market perlu diperhitungkan dengan baik. Mengapa demikian? Sebab dalam ilmu pemasaran terdapat sebuah anggapan bahwa pasar itu sifatnya dinamis. Jadi, sudah sewajarnya produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau calon pelanggan.

Misalnya, di daerah yang cukup jauh dari layanan faskes terbaik dan aksesnya cukup sulit maka Anda pun dapat melakukan pemasaran telemedis. Namun, perhatikan pula apakah di daerah itu mampu untuk diterapkan telemedis. Contohnya, SDM yang mumpuni dalam mengoperasikan telemedis beserta alat pendukungnya.

Hal lainnya yang perlu dilakukan setelah mengenali siapa target market adalah melakukan edukasi kepada calon pengguna. Di sini, sebagai pemasar dari telemedis Anda harus paham betul mengenai fitur yang ada. Sehingga dapat memberikan solusi up to date kepada dokter dan tenaga kesehatan yang menggunakannya.

Kenali Keterbatasannya

Meski dirasa cukup membantu pasien dan dokter, memperluas pasar faskes dengan mengandalkan telemedis saja perlu diperhatikan kembali. Hal ini karena telemedis sendiri memiliki keterbatasan. Salah satunya seperti yang diungkapkan dalam jurnal ABC Cardiol sebagaimana dilansir dalam National Institute of Health.

Keterbatasan ini di antaranya yakni dokter tidak mampu memeriksa pasien secara langsung dan menyeluruh. Ini tentu dapat berpengaruh dalam hal kualitas diagnosa yang diberikan oleh dokter. Meskipun, diagnosa tersebut sebenarnya tidak salah, hanya saja terkadang kurang akurat.

Kemudian, saat memberikan diagnosa, dokter biasanya menyertinya dengan pembanding lain. Sebetulnya, hal itu dapat dipahami karena proses diagnosa merupakan langkah berlapis dan dibutuhkan pemeriksaan penunjang.

Keterbatasan berikutnya adalah munculnya inovasi lainnya seperti aplikasi yang dapat melakukan perekaman detak jantung dari jarak jauh lainnya. Dengan begitu, bila faskes tidak berinovasi dan hanya mengandalkan telemedis dengan fitur yang ‘ketinggalan’, tentu akan membuat pemasaran tidak menjadi optimal.

Hal itu senada dengan fokus penggunaan telemedis sebagaimana rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni:

  • Telemedis sebagai saran mempermudah ontrol perawatan dan konsultasi seputar pengobatan yang dijalani pasien.
  • Telemedis memudahkan pasien untuk mengetahui hasil laboratorium dengan mudah dan memberikan akses komunikasi pada tenaga kesehatan di daerah yang cukup sulit dijangkau.
  • Telemedis dapat memangkas antrean di klinik maupun rumah sakit. Sehingga, pelayanan lebih efisien dan tepat sasaran.

Kesimpulannya

Dari ulasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan apakah efektif bagi faskes memperluas pasar hanya mengandalkan telemedis? Terutama dalam skala nasional yang cukup luas. Jawabannya adalah belum tentu. Sebab, semua tergantung pada tingkat kebutuhan dan pola perkembangan dunia kesehatan yang dinamis.

Khususnya dalam perkembangan industri digital dunia kesehatan yang sering berubah dan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, ada baiknya pula untuk memasarkan fitur-fitur teknologi lain yang ada dalam faskes Anda. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui apa saja yang diperlukan pelanggan dalam hal ini pasien.

Apabila kebutuhan tersebut sudah terpenuhi, maka nantinya akan menciptakan sebuah customer journey yang baik. Customer journeyinilah yang dapat Anda jadikan sebagai bahan evaluasi memperluas pangsa pasar faskes.

Apakah langkah di atas sudah Anda lakukan dalam memperluas pangsa pasar faskes? Bila Anda ingin mengetahui bagaimana dan seperti apa pemasaran faskes yang efektif di era digital, Anda bisa klik langsung di sini dari gadget. Semoga bermanfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi Anda.

promo simrs
Coba Gratis Sekarang

Artikel terbaru

Lihat semua artikel
9 May 2023
Regulatory Sandbox Definisi Serta Langkah Penerapannya

Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...

Read More
12 April 2023
Seminar Peningkatan Kompetensi Tenaga IT Dalam Implementasi RME

Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.

Read More
5 April 2023
Apa Itu Clinical Pathway?

Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....

Read More
TRUSTMEDIS
© Copyright 2024 Trustmedis Indonesia
apartmentfile-addgraduation-hatbookusersbubblechart-bars
Avatar

dari baru saja mengajukan demo gratis
✔ verified by staging-wp.trustmedis.com

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram