Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Manajemen rantai pasok (MRP) umumnya mengacu pada pengelolaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengirimkan barang atau jasa kepada konsumen dengan cara se efisien mungkin. Dalam layanan kesehatan, mengelola rantai pasok biasanya merupakan proses yang sangat kompleks dan rumit.
Seperti halnya peristiwa COVID-19 kemarin yang menyebabkan banyak faskes kekurangan pasokan. Sehingga semakin menyulitkan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan untuk perawatan berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Hal ini persis seperti apa yang telah disampaikan oleh KaufmanHall dalam survei nya yang menyatakan 99% pengelola faskes mengalami kesulitan mengelola supply mereka karena kekurangan stok dan kenaikan harga yang signifikan.
Peristiwa diatas harusnya bisa diantisipasi ketika faskes sudah menerapkan manajemen rantai pasok dengan benar. Maka, dari itu belajar dari kejadian tempo lalu pengelola faskes menyadari. Faktanya, ketika faskes tidak bisa memenuhi kebutuhan pasien disaat itu karena kesehatan dan nyawa mereka berpotensi dipertaruhkan.
Manajemen rantai pasok di faskes adalah kegiatan mengelola semua aktifitas dan sumber daya yang berkaitan dengan proses pengadaan serta distribusi produk medis dan layanan kesehatan kepada konsumen (dalam industri ini dapat disebut pasien) dengan biaya yang seminimal mungkin (Taylor et al., 2017). Proses MRP ini dilakukan bertujuan untuk memastikan obat-obatan dan perlengkapan perawatan kesehatan lainnya diproduksi, didistribusikan, dan diberikan kepada pasien. Dalam melakukan MRP, faktor-faktor seperti ketersediaan produk, kualitas, keamanan, dan efisiensi biaya sangat penting untuk dipertimbangkan. Tidak hanya itu, perubahan dalam kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi, dan kondisi ekonomi global juga dapat memengaruhi MRP pada fasilitas kesehatan (Betcheva et al., 2020).
Baca juga : Penilaian Kematangan Digital di Fasilitas Kesehatan
Penerapan MRP pada fasilitas kesehatan bukanlah suatu hal yang mudah dan memiliki beberapa tantangan yang harus diatasi. Menurut (Chandra dan Swatantra, 2005), beberapa tantangan tersebut antara lain:
Baca juga : Penting Digitalisasi Fasilitas Kesehatan
Mengatasi tantangan-tantangan tersebut tidaklah mudah, namun dapat diatasi dengan mengadopsi pendekatan yang komprehensif dan menggunakan sistem yang terintegrasi dalam manajemen rantai pasok. Dalam jangka panjang, MRP yang baik akan membantu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan keamanan pasien, dan yang paling mengoptimalkan efisiensi biaya dan waktu dalam fasilitas kesehatan.
Penggunaan SIMRS MRP di fasilitas kesehatan memiliki berbagai kelebihan. Pertama, sistem ini dapat memastikan ketersediaan obat dan peralatan medis yang dibutuhkan oleh pasien dan tenaga medis. Dengan mengoptimalkan stok dan mempercepat pengiriman, sistem ini membantu mengurangi risiko kelangkaan atau kekurangan pasokan. Kedua, MRP dapat membantu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan inventaris. Dengan melacak inventaris secara real-time, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai permintaan dan pengiriman barang. Ketiga, sistem ini juga membantu meningkatkan pengawasan dan pengendalian mutu produk. Dengan memastikan kualitas produk yang diterima, sistem ini dapat meminimalkan risiko kerusakan atau cacat pada produk. Keempat, sistem ini dapat membantu meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan memastikan ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat. Fasilitas kesehatan dapat memastikan bahwa pasien dan tenaga medis memiliki akses yang memadai ke produk yang mereka butuhkan. Dalam keseluruhan, sistem MRP dapat membantu fasilitas kesehatan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan mutu produk, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Klik link dibawah ini untuk ajukan demo GRATIS sekarang
Referensi :
Betcheva, L., Feryal E., dan Houyuan J.. 2020. Supply Chain Thinking in Healthcare : Lessons and Outlooks. Cambridge. Journal of Manufacturing and Services Operations Management.
Chandra C., dan Swatantra. 2005. Managing Healthcare Supply Chain: Trends, Issues, and Solutions from A Logistic Perspective. Michigan. Journal of Industrial and Manufacturing Systems
KaufmanHall. 2021 State of Healthcare Performance Improvement: COVID Creates a Challenging Environment
Taylor, A., E. Escobar, K. Udayakumar. 2017. Expanding access to low-cost, high-quality tertiary care: Spreading the Narayana Health model beyond India. Case study, The Commonwealth Fund. URL https://www.commonwealthfund.org/publications/case-study/2017/nov/ expanding-access-low-cost-high-quality-tertiary-care\#6.
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....