Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Farmasi adalah bagian esensial yang tidak bisa dilepaskan dari faskes. Melalui farmasi, obat-obatan yang diresepkan oleh dokter diberikan pada pasien.Oleh karena itu, pengelolaan farmasi yang optimal haruslah dilakukan dengan baik untuk memberikan pelayanan memuaskan kepada masyarakat. Berikut beberapa tips kelola farmasi faskes yang dapat Anda terapkan agar semakin optimal.
Sebagai langkah awal dalam mengelola farmasi faskes, Anda memerlukan adanya perencanaan yang matang. Perencanaan obat atau farmasi di faskes haruslah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1121/Menkes/SK/XII/2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar.
Perencanaan yang dimaksud adalah tahap pemilihan obat. Dimana dalam tahap ini obat atau farmasi dipilih berdasarkan penyakit, pola konsumsi, budaya, dan kemampuan masyarakat. Lalu, ada tahap kompilasi pemakaian obat dan tahap perhitungan kebutuhan obat. Selain itu juga ada tahapan proyeksi kebutuhan. Proyeksi kebutuhan ini dilakukan secara komprehensif dengan berbagai pertimbangan pemakaian obat dan stok yang tersisa untuk waktu mendatang.
Setelah Anda melakukan perencanaan, tahap kelola farmasi faskes yang optimal adalah pengadaan obat. Pengadaan adalah kegiatan realisasi kebutuhan yang telah tertulis dalam perencanaan yang telah disetujui oleh pihak manajemen rumah sakit dan faskes. Pengadaan obat dan farmasi faskes dilakukan lewat jalur resmi terhadap rekanan produsen obat yang telah ditunjuk pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan medis yang berlaku.
Penyimpanan obat secara baik dan benar juga penting dalam pengelolaan farmasi faskes. Penyimpanan obat haruslah memperhatikan kaidah-kaidah tertentu yang menjadi standar operasional khsus. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Selain ketiga hal di atas, untuk kelola farmasi faskes secara optimal Anda perlu menggunakan data farmasi yang terintegrasi. Saat ini masih banyak faskes menggunakan kertas untuk mencatat segala keperluan terkait farmasi. Namun, cara lama ini sangatlah rentan terhadap kerusakan. Misalnya kertas basah dan tidak bisa terbaca, robek, bahkan hilang. Hal itu bisa menyulitkan tenaga kesehatan khususnya apoteker ketika mencari obat yang dimaksud dengan cepat.
Menggunakan data farmasi faskes terintegrasi, selain mencegah hal tersebut juga sangat efisien. Sebab, data farmasi yang ada dapat diintergarasikan dengan data stok obat yang tersedia, list supplier, sampai data keuangan dalam kurun waktu tertentu. Semua akan tercatat secara otomatis dan ketika Anda membutuhkan data tersebut, dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.
Saat ini sudah cukup banyak penggunaan pengelolaan data farmasi secara terintergrasi. Salah satunya adalah aplikasi Sistem Informasi Manajemen atau HIS seperti Trustmedis. Dengan menggunakan aplikasi HIS, farmasi di faskes Anda bisa langsung dapat memperoleh notifikasi resep.
Dengan begitu, pasien tak perlu menaruh kertas dan farmasi tak perlu input ulang. Tak hanya itu, aplikasi HIS juga bisa beri Anda notifikasi kadaluarsa obat seminggu sebelumnya dan aplikasi HIS bisa mencetak laporan penjualan farmasi Anda dengan mudah secara otomatis. Untuk informasi lebih lanjut mengenai informasi pengelolaan farmasi terintegrasi, Anda bisa langsung klik di sini.
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....