Dalam semua bisnis, manajemen rantai pasok adalah aspek yang tidak dapat dilepaskan. Tak terkecuali dalam bisnis fasyankes. Manajemen rantai pasok faskes berkutat pada urusan pengelolaan stok kebutuhan operasional faskes seperti alat-alat kesehatan. Selain itu, rantai pasok faskes juga berkaitan dengan manajemen stok obat-obatan. Dalam pengadaan barang tersebut, list supplier faskes jelas dibutuhkan.

Satu hal yang banyak terluput dari pengelolaan rantai pasok faskes adalah penyimpanan list supplier faskes. List supplier untuk faskes berisi informasi nama perusahaan, contact person, harga barang, ketersediaan stok, dan lokasi supplier, serta ongkos kirim. Semua ini perlu dipastikan agar informasi yang ada tetap relevan dan mengikuti perkembangan terbaru agar tidak keliru saat memerlukan stok ulang.

Pentingkah Kejelasan Informasi List Supplier Faskes?

Informasi list supplier memerlukan kejelasan. Misalnya, kejelasan nama perusahaan dan perubahannya harus terupdate agar ketika mencetak nota transaksi tepat sasaran. Tentu nota transaksi dengan nama perusahaan yang keliru akan berimbas pada validitas transaksinya dan bisa lebih rumit dalam kepengurusan pajak. Adapun jika tidak sampai ke tahap itu, mengetik dan mencetak ulang nota transaksi yang keliru jelas memakan waktu.

Contoh berikutnya adalah perubahan contact person. Contact person ini tidak hanya penting dilihat sebagai perwakilan perusahaan. Tentu perwakilan perusahaan bisa saja berubah entah karena perubahan formasi atau pemutusan kontrak kerja. Walaupun demikian, contact person juga perlu dijaga karena ada kemungkinan ketika seseorang keluar dari satu perusahaan akan bergabung dengan perusahaan lain di industri yang sama. Informasi ini bisa digunakan untuk memperoleh jaringan list supplier lebih luas.

Aspek krusial lainnya adalah harga barang. Harga barang ini juga perlu diberi keterangan apakah per unit, per lusin, per kg, per ton, atau satuan lainnya. Kejelasan ini penting agar tidak keliru dalam melakukan transaksi serta bisa memilih supplier sesuai dengan kapasitas faskes Anda. Ilustrasinya sederhana, saat faskes Anda masih dalam skala kecil, tentu pembelian yang bisa Anda lakukan biasanya per unit namun ketika skala sudah membesar Anda bisa membeli langsung selusin dengan harga per unit jadi lebih murah.

Tentunya pemahaman atas skala yang dimampu untuk melakukan pembelian ini bisa diintegrasikan dengan baik pada data stok inventaris. Memiliki kapasitas membeli unit dalam skala besar tapi ternyata overstock tentu tidak bijak.

Kemudian, aspek informasi yang penting adalah lokasi supplier. Lokasi pengiriman barang akan menentukan ongkos kirim. Ongkos kirim juga menyesuaikan dari perusahaan supplier masing-masing. Ada beberapa yang menerapkan kebijakan pengiriman gratis di dalam kota. Ada beberapa yang secara default menggunakan ekspedisi. Jika skala besar, cara pengiriman yang berbeda akan memberikan ongkos kirim berbeda. Ini juga perlu dipertimbangkan agar biaya tidak membengkak.

Gunakan Cloud Server untuk Simpan Data Supplier dengan Praktis

Menyimpan data list supplier faskes di kertas tentu terkesan lebih cepat. Tapi kenyataannya akan lebih rawan. Data rawan hilang dan tentunya harus menimpa informasi lama dengan informasi baru di kertas dan membuat lebih sulit ditelusuri.

Untuk mengatasinya, Anda bisa pertimbangkan menggunakan cloud server sebagai tempat penyimpanan database list supplier faskes Anda. Dengan demikian, proses update data akan lebih mudah. Anda pun tidak perlu membuat list baru yang berisi data terbaru. Tinggal mengubah data yang sudah ada, masalah selesai. Selain itu, Anda juga bisa mengurutkan dari jarak terdekat atau ongkos termurah sesuai dengan kebutuhan faskes Anda.