Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Evidence-Based Medicine (EBM) adalah sebuah konsep sederhana tentang pengintegrasian antara bukti ilmiah. Seperti hasil penelitian dengan kapabilitas klinis dokter dan referensi pasien dalam pengambilan keputusan pelayanan kedokteran.
Berdasarkan jurnal yang terbit pada tahun 1972 tentang “Effectiveness and Efficacy: Random Reflections on Health Services,” bahwa konsep pelayanan kesehatan seharusnya dinilai sesuai dengan bukti ilmiah bukan pendapat klinis. Evidence-Based Medicine bersifat umum untuk mengetahui sebuah pengobatan potensial jika memulainya dengan cara observational studies.
Menurut Williams J. Kell,Walaupun ilmu dan teknologi untuk kedokteran dan kesehatan terus berkembang, urusan tentang pengambilan keputusan yang menuntut sesuai pengalaman dan opini ilmiah harus tetap berdasarkan bukti yang ada.
Pada awalnya EBM dianggap menentang otoritas dan kebijaksanaan klinis konvensional, namun EBM bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dengan merubah dari keahlian yang berdasarkan pegalaman dan praktek klinis subjektif ke implentasi dan pengaplikasian dari ilmu pengetahuan medis teruji yang tersedia. Praktek Evidence-Based Medicine muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan yang datang dari pasien. Seperti efek pengobatan, manfaat pemeriksaan penunjang, prognosis penyakitnya, atau penyebab kelainan yang di derita pasien.
EBM memerlukan ketrampilan khusus untuk melakukan penelusuran literatur yang efisien dan memenuhi analisis kritis tentang literatur sesuai dengan aturan yang diberlakukan. Tiga hal penting bagi Evidence-Based Medicine adalah:
Dapat dinilai dari metodologi atau bahan dan cara.
Dilihat dari bagian hasil penelitian.
Dilihat dari bagian diskusi artikel tersebut.
Baca juga: Yang harus diketahui saat Medical Check-up
Praktek EBM merupakan proses yang berkelanjutan, membutuhkan analisis masalah yang muncul dari pasien dan dapat menemukan informasi penting dari segi aspek diagnosis, terapi, prognosis, dan pelayanan kesehatan. Seperti pedoman pengobatan dan lain-lain.
Banyak pihak-pihak yang setuju dan tidak dengan metode Evidence-Based Medicine ini, tetapi EBM wajib bagi dokter terutama merka yang ingin meningkatkan pelayanan kedokteran yang profesional.
Mengutip dari Jurnal Alan R Tumbelaka tentang "Evidence-based Medicine Evidence-based Medicine (EBM)" terdapat 6 langkah untuk memprosesnya, yaitu:
Seperti yang telah diketahui bahwa pada pelaksanaannya EBM membutuhkan data medis yang valid untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan menggunakan SIM Trustmedis memudahkan dokter untuk mengambil keputusan terkait kondisi pasien, karena data medis yang ada tersimpan dengan baik di dalam cloud server yang sudah terjamin keamanannya. Dibandingkan dengan menyimpan data tersebut dengan cara konvensional bahkan hanya untuk mengaksesnya saja sudah memakan waktu yang lama.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....