Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Dalam berbisnis, salah satu resiko yang yang harus diantisipasi oleh perusahaan adalah terjadinya kecurangan. Hal itu dapat dilakukan oleh jajaran manajerial perusahaan maupun karyawan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
Tindakan fraud (kecurangan) termasuk dalam kategori kriminal, dalam bahasa Inggris diartikan sebagai criminal deception intended to financially benefit the deceiver. Tindakan ini dilakukan oleh individu maupun berkelompok untuk memperoleh keuntungan pribadi dan secara langsung dapat mengakibatkan pihak lain, perusahaan, menjadi merugi. Bentuk kecurangan yang paling krusial dari banyaknya kecurangan adalah kecurangan laporan data atau biasa disebut manipulasi data.
Manipulasi data, lebih banyak dikerjakan secara berkelompok agar lebih mudah dalam melakukannya. Biasanya oknum yang melakukan hal tersebut tidak bisa bertindak sendiri. Akhirnya, mereka mengajak teman lainnya untuk melakukan manipulasi data secara bersama-sama, agar mendapatkan hasil yang lebih banyak.
Kecurangan seperti ini, akan menimbulkan kerugian yang tak sedikit bagi perusahaan. Bahkan bisa juga terjadi dalam instansi kesehatan seperti Rumah Sakit dan Klinik. Terlebih, instansi kesehatan harus melakukan pengadaan untuk keperluan pasien, sehingga dengan mudah dapat menimbulkan tindakan kecurangan. Data yang seharusnya ditulis A namun yang terjadi justru sebaliknya ditulis B. Begitu juga dengan resep obat yang diberikan oleh dokter, yang seharusnya bernilai sekian ratus ribu namun menjadi bernilai jutaan.
Lalu langkah apa yang harus dilakukan oleh instansi kesehatan seperti Rumah Sakit, Klinik atau Puskesmas dalam menghadapi manipulasi data oleh oknum?
3 Langkah berikut mungkin layak untuk Anda pertimbangkan, sebagai berikut :
Biasanya, SOP (Standart Operasional Prosedur) dalam benak karyawan, hanya dianggap sebagai aturan di atas kertas atau merupakan pelengkap administrasi Rumah Sakit dan Klinik. Anggapan seperti ini dapat menjadi ancaman bagi perkembangan Rumah Sakit dan Klinik. Jika SOP diabaikan, bisa menjadi tak terkendali, memunculkan celah untuk terjadinya manipulasi data bahkan dapat berakibat fatal apalagi jika menyangkut dengan nyawa pasien.
Langkah yang paling mudah dalam memperketat pelaksaan SOP bisa dimulai dari absensi. Melalui absensi, Anda dapat menilai bagaimana kesungguhan karyawan Anda dalam mematuhi SOP yang dibuat. Terlebih, dalam membuat SOP harus berdasarkan Peraturan Undang-Undang Ketenagakerjaan, seperti Pasal 8 ayat 1 dan 4 sebagai berikut :
Dari dua pasal ini dapat disimpulkan bahwa apabila karyawan Anda melakukan kegiatan atau hal yang bertentangan dan tidak sesuai dengan SOP yang ada, seperti 3 hari lebih tidak masuk tanpa ada alasan yang jelas, maka karyawan tersebut berhak mendapat teguran.
Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh kultur disekitarnya. Tak hanya didalam keluarga saja yang memiliki kultur, akan tetapi di tempat kerja juga wajib memiliki kultur yang diterapkan. Seperti contoh, perusahaan start-up GoJek. GoJek memiliki kultur kerja yang Friendly, Bebas dan Fleksibel. Hal ini tampak dari desain dan interior kantor GoJek yang dibuat terlihat minimalis, meja karyawan yang dibuat terbuka tanpa ada sekat, sehingga menampilkan kesan luas, nyaman dan setara.
Selain itu, seperti statement yang diungkapkan oleh salah satu karyawan GoJek berikut ini, “Jam kerja apa itu? Memang masih jaman ya jam kerja? Disini, kita tidak ada yang namanya jam kerja”, bahwa di GoJek tidak menerapkan sistem jam kerja tetap seperti kebanyakan perusahaan pada umumnya. Jadi jam kerja di GoJek sangatlah bebas dan fleksibel namun tetap bertangung jawab. Darisini secara tidak langsung akan memunculkan rasa nyaman dan rasa memiliki pada diri seluruh karyawan Gojek, sehingga sehingga tidak akan terjadi degradasi moral yang dapat berujung pada perilaku menyimpang seperti manipulasi data.
Ketika terjadi sebuah kasus, seperti salah memasukan nominal pada laporan keuangan, maka hal itu dapat mempengaruhi kestabilan laporan tersebut. Apalagi jika kasus itu terjadi beberapa bulan lalu dan perusahaan masih menggunakan metode manual dalam melakukan pembukuan, maka akan susah untuk mencari atau melacak permasalahan tersebut. Oleh karena itu, alangkah lebih baik perusahaan atau Rumah Sakit menggunakan metode modern yakni menggunakan softwar untuk menunjang efisiensi dan keamanan dalam menyimpan data.
Bila saat ini Anda sedang mencari software untuk Rumah Sakit atau Klinik, Trustmedis mungkin bisa menjadi jawabannya. Dengan menggunakan software layanan kesehatan berbasis cloud dari Trustmedis, manajemen pihak Rumah Sakit akan sangat terbantu kinerjanyalebih mudah dalam mengontrol keluar masuk dana, pembelian barang, ketersediaan barang serta membantu untuk mengontrol aktivitas pembuatan dokumen dan transaksi yang ada.
Nah, bagaimana menurut anda? Mudah diterapkan bukan?
Untuk informasi lebih lanjut mengenai macam-macam Modul yang ada di Trustmedis, Anda dapat melihat di sini
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Regulatory sandbox, metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji produk atau layanan baru dengan jumlah pelanggan yang terbatas serta...
Perlu adanya pembekalan kompetensi kepada tim IT fasilitas kesehatan, sebagai upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia.
Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan tim medis untuk memastikan bahwa perawatan....